 |
Nih! Tempat kartu ATM saya ketelan (ATM SPBU Jl Diponegoro Mgl) |
#Kehilangan kartu ATM
Ini pengalaman pribadi saya. Tepatnya hari sabtu kemarin 28 februari 2015, Kartu ATM saya ditelan sama mesin ATM B**. Gara-garanya saya mau transaksi lewat mesin ATM M*****, ternyata stok uang di atm habis. Akhirnya berhubung sudah malas muter-muter lagi mencari ATM M******, sayapun berinisiatif menggunakan mesin ATM B** (kebetulan ada di sebelahnya, dan cuma satu-satunya di situ). Dasar nasib lagi apes, di mesin ATM B**, ternyata juga stock uangnya habis. Dan yang paling apes Kartu ATM saya ditelan sama mesin ATMnya huff....nasib! (but live must go on ). Idih sok pakai bahasa inggris – Ok saya lanjutin ceritanya minggu depan....lho kok.
#Laporin kartu ATM yang hilang ke Bank
Iya minggu depan, kan saya baru bisa ngurus kartu ATM saya hari senin berikutnya, makanya saya bilang minggu depan. Akhirnya dengan semangat 45 (emang siapa yang mau perang ) saya pergi menghadap petugas security Bank M****** dan terjadilah percakapan antara saya dengan petugas security (ps) tsb:
Saya : *bingung nyariin si bapak petugas security*
Ps : “ya pak ada yang bisa kami bantai” (eh bantu ) – idih saya dipanggil bapak, ialah, nyadar kalee usia lo berapa
.
Saya : “Eh..anu saya...maksud saya kartu saya hilang pak!”
Ps : “Hilang dimana pak” *idih si bapak to the point amat, ga ada basa basinya sedikitpun* “Sudah bikin laporan kehilangan pak?”
Saya : “Lho kok pakai surat kehilangan, kan kartu saya ketelan pak”
Ps : *Dalam hati ”rakus amat kartu atm ditelan”* Oo.. ketelan ya pak? Kalau gitu bapak saya kasih form laporan, tolong diisi. Sama ini no antriannya”( saat itu saya dapat antrian no 50).
Sayapun berlalu dari hadapan petugas security tersebut dan menyibukan diri mengisi form yang dikasih petugas security tadi, sambil menunggu no antrean saya dipanggil. Ternyata tidak sampai 5 menit, saya udah selesai, dan no antrianpun bergerak ke no 45 (ya ampun, lama banget antrinya ). Tadi saya butuh lima menit ngisi form. Terus kata si petugas security antrean baru sampai urutan no 44, pas ngasih form ke saya. Asumsinya, 1 nasabah paling tidak butuh waktu 10 menit untuk menyelesaikan urusannya dengan petugas cs (baca Customer Service ) bank. Artinya kalau sebelum saya ada 5 orang yang sudah antri, itungannya menjadi 5 x 10 menit....fiiuh, 50 menit bro – ya udah, cuma bisa sabar.
“No 46....” petugas security memanggil no antrean berikutnya, setelah kira-kira 10 menit saya nungguin (bener asumsi saya kan).
“No 47...” petugas security kembali berseru. Lho kok cepet amat, belum ada 1 menit. Oo ternyata yang empunya antrean 46 udah menghilang (ga sabar kalee). Dalam hati saya berdoa moga-moga yang punya antrean sebelum saya banyak yang pulang....he...he (tertawa licik dalam hati).
“Antrean 49....” seruan itu kedengaran lagi. Dan satu menit kemudian,
“Antrean 50” . “Yes” teriak saya dalam hati, thanks Good, doa saya terkabul – no 49 udah kabur.
#Petugas Bank Hadah Haduh
Saya buru-buru menghadap petugas cs bank yang dari tadi udah saya incer (kapan ngincernya..woii ). Ok saya flash back sejenak ya – Tadi waktu nunggu antrian, saya sempat observasi kesibukan yang terjadi di kantor Bank, dan ada salah satu petugas cs, yang cukup menyita perhatian saya. Saat itu saya cuma melihatnya dari jauh, kira kira 5 meteranlah dari tempat duduk tempat saya antri. Petugas cs itu sibuk melayani nasabah yang membuat dia harus mondar-mandir mengganggu konsentrasi saya.
Petugas itu seorang wanita muda, posturnya cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita, tubuhnya yang sekal padat berisi terbalut ketat seragam biru panjang, kelihatan anggun sekali. Apalagi dipadukan dengan hiijab di kepalanya yang senada dengan warna seragamnya. Dan yang paling mengguncang konsentrasi saya, dadanya itu lho, gede banget bro (idih jorok amat sih, dasar viktor – bodo amat, saya kan cuma mengagumi ciptaan Tuhan )
”Wow”, cuma itu komentar yang bisa saya berikan. Terus terang saya jadi penasaran, ingin mengamati ciptaan Tuhan ini dari jarak yang lebih dekat. Akhirnya doa saya pun berubah, kalau semula cuma berharap empunya antrean sebelum saya pada tidak sabar sekarang saya tambahin agar diberi kesempatan mengagumi ciptaan yang sempurna ini.
“ Antrean 50....”
Saya sempat bengong, ketika seruan itu terdengar – bukan apa-apa, ternyata Tuhan menjawab doa saya sekaligus dua-duanya, si empunya antrean no 49 dibuat tidak betah dan....dan.....petugas yang melayani no antrean yang Tuhan geser itu ternyata...... dah bisa ditebak pastinya? . Dan di sinilah akhir flash back saya.
“Yes” dengan penuh kedurhakaan kata itu saya ucapkan dalam hati, sebagai ungkapan rasa syukur saya (lho kok durhaka....iya, kata seorang kawan saya begitu, harusnya yang saya ucapkan Al************h – tapi lagi-lagi bodo amat)
Ok cerita berlanjut, setelah kami bertemu petugas cs itu, sambil tersenyuk manis (sempat saya lirik banyak semut di sekitar bibirnya eh ternyata bukan semut setelah beberapa waktu saya amati. Ternyata kumis yang teramat halus seperti punya penyanyi dangdut Evi Tamala) mengajak saya bersalaman dan memperkenalkan diri. (bukan karena pingin kenalan ma saya bro, dia melakukannya karena memang SOP dari bank) Aduh apalagi itu SOP? yang jelas bukan sayur sop, Bro! SOP itu akronim dari Standart Operasional Procedure (idih sok tahu deh – bodo amat, emang setahu saya artinya itu artinya, kalau sekarang udah ganti, emang gue pikirin)
“ S***** ”
Petugas CS itu nyebutin namanya sambil menjabat tangan saya. (idiih tangannya halus Bro!, suaranya juga merdu – Te O Pe Be Ge Te pokoknya).
Saat itu mata saya langsung melakukan observasi di dadanya ( jangan viktor dulu, saya cuma pingin tahu ejaan namanya yang lengkap di nametag yang terpasang di blusnya di bagian dada). Lalu saya dipersilahkan duduk, saat itu tiba tiba langsung terlintas di kepala saya tentang ungkapan salah seorang kawan saya yang dari Bali. (Lho kok bisa.....)
Ya bisa, tadi waktu saya melihat petugas ini dari jarak sekitar 5 meteran, secara fisik begitu terlihat sempurna. Sekarang, ketika saya berkesempatan mengamati sosok ini lebih dekat. Sesaat sekelumit kekecewaan menyelimuti hati saya. Sangkaan saya ternyata keliru, dari jarak sedemikian dekat saya dapat mengamati wajahnya dengan lebih jelas. Raut kemudaan yang dipancarkannya dari jauh ternyata hasil make over tangan ahli, sapuan bedak yang menyamarkan kerutan usia itu nampak begitu sempurna, begitu tebal dan terlihat tidak alami. Yah tak apalah, paling tidak senyumnya lumayan manis, dan bentuk wajah serta tubuhnya lumayan bagus...dan saya tidak penasaran lagi tentunya.
Di Bali tempat ungkapan kawan saya tadi berasal, aslinya ungkapannya berbunyi “cewek hadah-haduh”, awal mulanya adalah istilah ketika kita salah sangka mengenai penampilan seseorang, terutama fisikly dan biasanya ungkapan ini dialamatkan kepada wanita (idih diskriminatif banget ya – biarin).
Jadi penjelasannya begini, di Bali kalau melihat seseorang dari jauh dan terlihat menarik maka akan menggungkapkannya dengan berkata “aduh cantiknya” atau “aduh sexinya” kemudian ketika melihat lebih dekat dan tidak sesuai sangkaan semula maka akan keluar ungkapan “hadaaah!!!” nah sekarang udah paham belum cerita saya ? Belum paham ya?Bodo amat, emang gue pikirin.
Story Message : DO NOT BELIEVE WITH YOUR EYES!! (woii maksudnya apaan--------apa ya ? emmm--- teuk nyaho teing euy)
Bersambung...................
Tips Mengatasi Kartu ATM tertelan #part 2#