Pernahkah anda merasa menjadi orang termalang di dunia, menganggap nasib tidak adil, selalu tertimpa kesialan, atau dihukum untuk sesuatu yang tidak pernah Anda lakukan. sedih ya?
sebagian orang memberi nasehat yang bijak, jangan selalu melihat ke atas, lihatlah ke bawah, syukuri apa yang Anda punya....Ah sebuah nasehat klise, yang lebih sering dijadikan komoditi dakwah...barangkali itu yang terlintas di kepala anda, saat mendengar seseorang atau guru spiritual Anda mengatakan hal tersebut.
yah tidak heran, terkadang sayapun berpikir serupa, apalagi sekarang nilai-nilai spiritual telah mulai bergeser dari tujuannya, kalau dahulu orang mempelajari agama untuk menenangkan jiwa, mencari nilai nilai spiritualitas, mempererat hubungan antar sesama.....
Saya bukan mau membahas agama secara spesifik, bukan bidang saya, dan saya sendiripun masih merasa dangkal ilmu dan pengetahuan untuk membahas hal tersebut.
Kembali ke alinea awal tentang perasaan kita yang kadang merasakan bahwa hidup itu tidak adil, Saya ingin mengajak Anda untuk melihatnya dari sisi yang lain, saya ingin membagikan sebuah cerita yang terjadi di sebuah penjara di Perth sebuah negara bagian di Australia.
Alkisah di sebuah penjara, setiap seminggu sekali diadakan sesi meditasi yang dipimpin seorang spiritualis.
suatu ketika setelah mengikuti beberapa sesi selama beberapa minggu, seorang napi menghampiri sang spiritualis untuk konseling
"Jujur Guru, setelah mengikuti sesi meditasi Anda perasaan saya menjadi lebih tenang dan saya lebih merasa rileks, Saya lebih bisa menerima hukuman ini walaupun sebenarnya saya tidak melakukan seperti yang dituduhkan"
sesaat wajah sang spiritualis menunjukan gerak perasaan yang sulit ditebak
"Ah, Guru pasti tidak percaya dengan perkataan Saya, yah mungkin banyak orang berkata seperti saya dan mereka ternyata berbohong, tapi sungguh demi apapun saya berani bersumpah Guru, saya dihukum untuk sesuatu yang tidak pernah saya lakukan..."
Sesaat gerak air muka sang Spiritualis melunak dan tersenyum sambil tangannya menepuk bahu sang napi
" Bersabarlah, hukum alam itu selalu adil, hidup kita adalah sebuah mekanisme sebab akibat"
Sesaat sambil tersenyum nakal sang Narapidana melanjutkan ucapannya,
" Tapi Guru, banyak sekali kejahatan yang telah saya lakukan tapi tidak pernah dihukum, saya tidak pernah tertangkap, jadi Saya anggap hukuman ini cukup adil untuk saya"
sanga spiritualis kontan tertawa terbahak bahak " ya....ya .... Anda lebih memahami hukum sebab akibat daripada Saya, karena anda mengalaminya sendiri"
Cerita ini saya sadur dari buku "Cacing dan kotoran kesayangannya" karya Ajahn Brahm,
dari kisah di atas pernahkah Anda atau kita berpikir, kejahatan apa yang telah kita buat, yang membuat penderitaan orang lain, tapi kita tidak pernah dihukum.
bahkan kejahatan bisa terjadi bukan hanya kepada orang lain, kejahatan terhadap diri sendiri acap kali kita lakukan tanpa kita menyadarinya sebutlah bermalas-malasan, bukankah itu kejahatan terhadap potensi kita....Anda bisa bertanya pada diri Anda sendiri
lalu apakah yang menimpa kita sekarang adalah buah ketidakadilan, pikirkanlah....
semoga bermanfaat