Kata orang masa paling menyenangkan adalah masa-masa SMA, mungkin benar, tapi sungguh buat saya tidak berlaku, sebab saya bersekolah di sekolah kejuruan, dan malangnya lagi jurusan yang saya ambil bukan jurusan yang saya vaforitkan.
Kata salah seorang panitia penerimaan siswa di sekolah tersebut, nilai saya kurang untuk masuk ke jurusan yang saya vaforitkan...dan menyarankan saya untuk masuk ke jurusan yang sesuai dengan nilai saya......and here I am, setiap hari selasa praktek membuat pasangan batu bata
Beberapa minggu berlalu, akhirnya saya menyadari ternyata saya tidak berbakat dalam bidang bangunan, (sampai sekarang saya masih bertanya tidak berbakat atau tidak menyukainya).
Mungkin anda berfikir memasang batu bata itu gampang, tinggal taruh semen, taruh bata di atasnya, taruh semen lagi....dst, saya pun dulu berfikir seperti itu, tapi ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Sewaktu PKL (Praktek Kerja Lapangan) kebetulan Saya dapat proyek membangun kantor pajak, di Jogjakarta, saat saya mulai ditempatkan di proyek tersebut, pekerjaan masih berkutat di pembesian untuk pondasi, jadi bisa dibilang saya mulai dari nol di proyek tersebut.
Kami bertiga (kawan-kawan saya) diawasi oleh seorang pelaksana yang mana memegang kendali penuh untuk menyuruh nyuruh kami. berhubung masih pekerjaan dasar di proyek tersebut, tenaga tukang yang diambil masih sedikit hanya untuk bagian pembesian dan penggalian, skala prioritas alasannya.
suatu ketika ada pekerjaan pemasangan tembok sekat yang cukup urgen untuk dikerjakan, dan kebetulan tidak ada tukang yang mau mengerjakan, alasanya pekerjaan tanggung dan dikejar pembesian untuk pondasi.
rupanya pengawas kami orang yang kreativ, melihat kami bertiga yang cuma mondar mandir tidak jelas pekerjaan memasang batu bata untuk sekat tersebut diserahkan kepada kami, sambil ingin melihat kemampuan praktek kami alasannya.
tanpa bisa menolak akhirnya kami kerjakan juga pekerjaan tersebut bersama-sama, kami berbagi tugas, saya mendapat giliran pertama memasang tembok batu bata sepanjang 3m x 3m tersebut. sementara kedua teman saya membantu menyiapkan batu bata dan adonan
Bak seorang tukang profesional Saya pasang batu bata tersebut serapi mungkin, sungguh hari itu saya sangat menyesal, sering menghindar kalau disuruh memasang batu bata, saat jam praktek, saya lebih suka membuat adonan semen daripada memasang batu bata.
Seperti sudah saya katakan di awal, memasang batu bata bukanlah hal yang gampang...saya ketok satu sisi untuk meratakan , sisi yang lain malah naik, saya ratakan sisi yang naik, pasangannya jadi melenceng, saya ratakan pasangan yang melenceng, sisi yang pertama naik lagi, Anda coba saja sendiri, kalau tidak percaya!! Sungguh, rasanya ingin saya banting sendok semennya!
Akhirnya setelah nyaris satu hari, penderitaan saya berakhir juga. Tembok sepanjang 2m x 1m berdiri kokoh, berikutnya giliran teman saya, sambil berdiri saya mengagumi karya saya, ternyata tidak jelek jelek amat, terlihat lurus malah, kata saya dalam hati, sambil melihat dari ujung satu ke ujung yang lain, ah... hari sudah menjelang sore dan tukang-tukang juga sudah banyak yang berkemas.....pekerjaan tidak bisa dilanjutkan, Kami harus menyelesaikan pekerjaan tersebut keesokan harinya.........karena ceritanya lumayan panjang nantikan sambungannya
disini, Terimakasih - semoga bermanfaat.